X

Cerita Rakyat Sumatera Barat Legenda Siamang Putih Singkat

Berikut ini, tabbbayun akan menceritakan sebuat kisah yang berjudul cerita Rakyat Sumatera Barat tentang Legenda Siamang Putih inspiratif yang singkat.

Dahulu kala, di Sumatera Barat, terdapat sebuah legenda yang dikenal sebagai Siamang Putih. Cerita ini bermula dengan seorang putri cantik bernama Puti Juilan, cucu dari Tuanku Raja Kecik, raja di Kerajaan Pagaruyung.

Dia memiliki paras yang amat cantik dan sopan serta lembut dalam tingkah lakunya. Namun, meskipun begitu cantiknya, tak ada seorang pemuda pun yang berani melamarnya karena Puti Juilan adalah seorang bangsawan.

Seiring berjalannya waktu, Puti Juilan semakin dewasa dan usianya semakin bertambah. Kakeknya menjadi gelisah karena cucunya yang belum juga menikah.

Kemudian, Tuanku Raja Kecik berunding dengan orangtua Puti Juilan dan mereka sepakat untuk mencarikan jodoh bagi Puti Juilan.

Sebelum usaha mencari jodoh dimulai, Puti Juilan bercerita tentang mimpinya yang aneh. Dia bermimpi menikah dengan seorang pemuda keturunan bangsawan bernama Sutan Rumandang.

Mendengar cerita cucunya tersebut, Tuanku Raja Kecik segera mengirim para pengawal untuk mencari pemuda yang bernama Sutan Rumandang ke seluruh pelosok negeri. Namun, upaya mereka tidak berhasil menemukannya.

Tuanku Raja Kecik menjadi putus asa dan mengatakan kepada Puti Juilan agar menikah dengan orang lain. Namun, Puti Juilan tidak mau menerima usulan tersebut. Dia tetap yakin bahwa Sutan Rumandang akan datang.

Hari berganti hari, dan suatu hari mimpi Puti Juilan menjadi kenyataan. Sebuah kapal besar yang dikomandani oleh seorang pemuda bernama Sutan Rumandang berlabuh di Pantai Tiku.

Sutan Rumandang adalah seorang pemuda bangsawan dari negeri seberang yang sedang melakukan perjalanan dagang. Dia meminta izin kepada Tuanku Raja Kecik untuk beristirahat sejenak di sana.

Puti Juilan: (terkejut) Wah, pemuda itu… Dia persis seperti dalam mimpiku! Apakah dia Sutan Rumandang?

Sutan Rumandang: (sopan) Permisi, Tuanku Raja Kecik. Nama hamba Sutan Rumandang, anak seorang bangsawan dari negeri seberang.

Hamba sedang berlayar ke banyak negeri untuk berdagang. Bolehkah hamba istirahat sejenak di sini?

Puti Juilan terkejut melihat wajah Sutan Rumandang yang mirip dengan pemuda dalam mimpinya. Dalam sekejap, Puti Juilan jatuh cinta pada Sutan Rumandang, dan perasaan yang sama juga dirasakan oleh Sutan Rumandang.

Tuanku Raja Kecik: Sutan Rumandang, kamu terlihat seperti yang dimaksud oleh Puti Juilan dalam mimpinya. Apakah kamu benar-benar Sutan Rumandang?

Sutan Rumandang: Ya, Tuanku Raja Kecik, aku adalah Sutan Rumandang. Permohonan maafku jika telah membuat kalian repot mencariku.

Aku datang dengan kapalku untuk berdagang dan entah bagaimana aku tersesat ke Pantai Tiku.

Tuanku Raja Kecik lalu memutuskan untuk menikahkan Puti Juilan dan Sutan Rumandang. Namun, Sutan Rumandang menolak dengan sopan.

Sutan Rumandang: Izinkan hamba mencari kekayaan terlebih dahulu. Hamba akan segera kembali begitu hamba sudah pantas untuk menikahi Puti Juilan.

Puti Juilan setuju dengan permintaan Sutan Rumandang. Sebelum Sutan Rumandang melanjutkan perjalanannya, mereka berdua mengucapkan janji untuk saling setia dengan disaksikan oleh Tuanku Raja Kecik.

Puti Juilan: Aku akan menunggumu. Jika aku sampai menikah dengan pria lain, maka aku akan berubah menjadi siamang putih.

Sutan Rumandang: Aku berjanji akan selalu setia padamu. Jika tidak, biarlah kapalku ini tenggelam di laut.

Kapal Sutan Rumandang pun mulai meninggalkan Pantai Tiku, meninggalkan Puti Juilan yang berharap ia akan kembali secepat mungkin.

Bertahun-tahun telah berlalu, namun Sutan Rumandang tidak kunjung datang. Tuanku Raja Kecik mulai mendesak Puti Juilan untuk melupakan Sutan Rumandang dan menikah dengan pemuda lain.

Dalam hati, Puti Juilan membenarkan saran kakeknya. Sepertinya, Sutan Rumandang telah melupakan janjinya.

Suatu hari, ada seorang pemuda dari tanah seberang yang sedang merapatkan kapalnya di Pantai Tiku.

Pemuda tersebut merupakan anak seorang bangsawan yang kaya raya. Ketika ia bertemu dengan Puti Juilan, ia jatuh cinta padanya dan menyatakan niatnya kepada Tuanku Raja Kecik untuk menikahi Puti Juilan.

Pemuda Kaya: Tuanku Raja Kecik, aku adalah seorang pemuda bangsawan dari tanah seberang. Saya telah jatuh cinta kepada Puti Juilan, dan saya ingin menikahinya.

Puti Juilan merasa bimbang. Di satu sisi, ia ingin melupakan Sutan Rumandang dan menerima cinta pemuda ini.

Namun, di sisi lain, ia teringat janjinya pada Sutan Rumandang dan risiko berubah menjadi siamang putih.

Puti Juilan: (dalam hati) Apakah aku harus melupakan Sutan Rumandang dan menerima cinta pemuda ini? Tapi, apakah aku bersedia mengkhianati janjiku?

Pada hari pernikahannya, Puti Juilan duduk berdampingan dengan pemuda kaya tersebut di singgasana pengantin.

Tiba-tiba, dia merasakan sesuatu yang aneh. Perasaan gelisah dan kekhawatiran mulai memenuhi dirinya. Dia berdiri sambil melompat-lompat dan bahkan melompat ke langit-langit istana.

Puti Juilan: (teriak) Aduh!

Semua tamu yang hadir terkejut dan terpekik. Mereka melihat, tubuh Puti Juilan tiba-tiba ditumbuhi bulu berwarna putih, dan dia berubah menjadi seekor siamang putih yang cantik.

Tuanku Raja Kecik terhenyak karena dia teringat akan janji Puti Juilan pada Sutan Rumandang.

Dia berusaha membatalkan pernikahan, tetapi sudah terlambat. Puti Juilan tidak bisa kembali ke wujud manusianya yang asal.

Sejak saat itu, Puti Juilan yang kini berwujud siamang putih, selalu duduk di tepi Pantai Tiku.

Dia berharap, Sutan Rumandang akan kembali seperti yang dijanjikan. Namun, sampai akhir hayatnya, Sutan Rumandang tak pernah kembali.

Puti Juilan, siamang putih yang setia, selalu menjadi lambang cinta yang abadi dan kesetiaan yang tidak tergoyahkan.

Hingga kini, legenda Siamang Putih dari Sumatera Barat masih dikenang sebagai kisah yang mengajarkan tentang pentingnya menjaga janji dan kesetiaan dalam cinta sejati.

 

Itulah cerita singkat yang populer, yang berjudul cerita Rakyat Sumatera Barat tentang Legenda Siamang Putih yang inspiratif, lengkap dengan pesan moralnya.

Pesan moral yang dapat diambil dari cerita Siamang Putih ini adalah pentingnya menjaga janji dan kesetiaan dalam cinta sejati.

Dalam cerita ini, Puti Juilan dan Sutan Rumandang saling berjanji untuk tetap setia satu sama lain. Puti Juilan dengan tulus menunggu Sutan Rumandang kembali, sementara Sutan Rumandang berjanji akan selalu setia dan kembali setelah mencari kekayaan.

Namun, ketika Puti Juilan dipaksa untuk menikahi orang lain, dia tetap setia pada janjinya dan memilih untuk tetap menunggu.

Namun, ketika Puti Juilan dipaksa untuk menikahi pemuda lain, dia berubah menjadi siamang putih.

Hal ini menggambarkan konsekuensi dari melanggar janji dan kesetiaan. Puti Juilan tidak bisa kembali ke wujud manusianya yang asal, dan Sutan Rumandang tidak pernah kembali.

Categories: Cerita