Dahulu kala, di sebuah danau yang indah, hiduplah seekor buaya yang sangat serakah. Ia selalu ingin mendapatkan lebih banyak makanan daripada yang dibutuhkannya.
Suatu hari, seekor kodok yang hidup di danau tersebut berkata kepada buaya, “Buaya, kenapa kamu selalu ingin makan lebih banyak daripada yang kamu butuhkan? Apakah kamu tidak merasa cukup?”
Buaya menjawab, “Saya tidak pernah merasa cukup. Saya selalu ingin makan lebih banyak agar saya bisa menjadi yang terkuat di danau ini.”
Kodok menjawab, “Tapi kamu tidak perlu menjadi yang terkuat di danau ini dengan cara seperti itu. Kamu hanya perlu belajar untuk bersyukur dengan apa yang kamu miliki dan belajar untuk berbagi dengan yang lain.”
Buaya merasa bingung dengan perkataan kodok. Ia kemudian memikirkannya dengan baik dan akhirnya ia menyadari bahwa ia benar-benar salah. Ia mulai belajar untuk bersyukur dengan apa yang ia miliki dan berbagi dengan yang lain. Ia juga mulai mengendalikan nafsu makannya dan akhirnya hidupnya menjadi lebih bahagia dan sejahtera.
Moral dari dongeng ini adalah : Bersyukur dan berbagi itu penting, jangan menjadi serakah seperti buaya tersebut.
Tokoh-tokoh dalam cerita di atas adalah:
Buaya, tokoh utama dalam cerita ini yang dikenal sebagai sosok yang serakah dan ingin selalu mendapatkan lebih banyak makanan daripada yang dibutuhkannya.
Kodok, tokoh pendukung dalam cerita yang memberikan nasihat kepada buaya dan menunjukkan sifat baik seperti bijak, sederhana, dan peduli.
Sifat Buaya: Serakah, tidak pernah merasa cukup, ingin selalu menjadi yang terkuat, tidak bersyukur, tidak mau berbagi.
Sifat Kodok: Bijak, sederhana, peduli, memberikan nasihat yang baik, membuat buaya sadar dari kesalahannya.
Pesan moral yang bisa diambil dari cerita di atas adalah:
Bersyukur dengan apa yang kita miliki adalah penting, karena hal itu dapat membuat hidup kita lebih bahagia dan sejahtera.
Berbagi dengan yang lain juga merupakan hal yang penting, karena hal itu dapat membuat hidup kita lebih bermakna dan membuat orang lain merasa senang.
Jangan menjadi serakah, karena hal itu hanya akan membuat hidup kita tidak sejahtera dan tidak bahagia.