Cerita Fabel Kucing Dan Tikus

Dulu, di sebuah desa kecil ada seekor kucing yang sangat lapar. Ia selalu mencari makan di rumah-rumah penduduk desa, tapi selalu saja tidak dapat menemukan sesuatu yang bisa dimakan. Suatu hari, ia melihat sebuah rumah yang terlihat sangat menggiurkan. Ia yakin pasti ada makanan di dalam rumah itu.

Kucing : “Akhirnya, aku menemukan rumah yang sangat menggiurkan. Pasti ada makanan di dalam sana.”

Kucing itu segera masuk ke dalam rumah itu dan melihat sekeliling. Ia melihat banyak tikus yang berlarian di sana. Kucing itu sangat senang dan segera mengejar tikus-tikus itu. Namun, tikus-tikus itu ternyata sangat pintar dan cepat. Mereka selalu berhasil lolos dari serangan kucing itu.

Tikus : “Kau tidak akan bisa menangkap kami, kucing bodoh!”

Kucing itu mulai merasa kesal dan putus asa. Ia pikir, “Bagaimana aku bisa makan jika tikus-tikus itu selalu lolos dari serangan?”

Kucing : ” Bagaimana aku bisa makan jika tikus-tikus itu selalu lolos dari serangan?”

Kemudian, kucing itu memutuskan untuk berpikir dengan cerdas. Ia mencari tahu apa yang menjadi kelemahan tikus-tikus itu dan menemukan bahwa tikus-tikus itu sangat suka makanan manis. Kucing itu kemudian membuat sebuah perangkap dengan makanan manis dan meletakkannya di tempat yang biasa dilalui tikus-tikus itu.

Kucing : “Aha, aku tahu apa yang menjadi kelemahan tikus-tikus itu. Mereka sangat suka makanan manis”

Beberapa saat kemudian, tikus-tikus itu datang dan tertarik dengan perangkap makanan manis yang dibuat kucing itu. Mereka tertangkap dan kucing itu akhirnya dapat makan dengan puas.

Tikus : “Aduh, kami tertangkap karena kelemahan kami yaitu suka makanan manis”

Kucing itu belajar bahwa dengan berpikir cerdas dan mencari tahu kelemahan musuh, kita dapat mengalahkan mereka.

Tokoh-tokoh dalam cerita di atas adalah:

Dalam dongeng fabel ini, ada 2 tokoh utama yaitu kucing dan tikus. Kucing diperlihatkan sebagai tokoh yang cerdik dan licik, sementara tikus diperlihatkan sebagai tokoh yang pintar dan cepat berpikir. Namun, kucing juga diperlihatkan sebagai tokoh yang serakah karena selalu ingin menangkap tikus tanpa memikirkan konsekuensinya. Sedangkan tikus diperlihatkan sebagai tokoh yang selalu berhati-hati dan waspada untuk menghindari jebakan kucing.

Pesan moral yang bisa diambil dari cerita di atas adalah:

  1. Kebijakkan yang cerdik dan licik tidak selalu menjamin kemenangan dalam hidup.
  2. Keinginan yang terlalu besar akan menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan yang lebih baik.
  3. Selalu berhati-hati dan waspada akan menjaga kita dari bahaya dan masalah.

Leave a Comment