Cerita Rakyat Roro Jonggrang Singkat

By | November 11, 2023
Cerita Rakyat Roro Jonggrang Singkat

Berikut ini adalah cerita rakyat Roro Jonggrang singkat yang sangat terkenal Singkat yang cocok menemani anak-anak sebelum tidur.

Cerita Rakyat Roro Jonggrang Singkat

Cerita rakyat Roro Jonggrang dimulai ketika sang ayah, Raja Prambanan, gugur dalam pertempuran melawan Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso.

Akibat kekalahan Raja Prambanan, Kerajaan Prambanan jatuh ke tangan Bandung Bondowoso.

 

Sementara itu, Bandung Bondowoso juga terpikat oleh kecantikan Roro Jonggrang dan berkeinginan untuk menjadikannya permaisurinya.

Namun, Roro Jonggrang menolak lamaran Bandung Bondowoso dengan tegas.

Bagi Roro Jonggrang, penolakan itu juga merupakan bentuk kekesalan atas kematian ayahnya yang disebabkan oleh serangan Bandung Bondowoso.

 

Bandung Bondowoso yang merasa sebagai penguasa merasa marah dengan penolakan Roro Jonggrang.

Akibatnya, ia memutuskan untuk mengurung Roro Jonggrang bersama dengan para dayang-dayang dan Bi Sumi, seorang yang sangat dipercayai oleh Roro Jonggrang.

 

Namun, Bandung Bondowoso tidak menyerah begitu saja.

Ia terus mendesak Roro Jonggrang untuk menerima lamarannya.

Suatu hari, Roro Jonggrang yang sudah lelah dengan terus-menerusnya desakan tersebut akhirnya memberikan persetujuan dengan syarat tertentu.

 

“Aku akan menjadi permaisurimu dengan syarat bahwa kau harus memenuhi semua permintaanku.

Namun, jika kau gagal memenuhi permintaanku, kau harus membiarkanku pergi dari sini.

Apakah kau setuju?” ucap Roro Jonggrang menjawab lamaran Bandung Bondowoso.

 

Bandung Bondowoso sangat senang dengan persetujuan Roro Jonggrang dan ia menjawab, “Apa pun yang kau minta, aku akan melakukannya.

Katakanlah apa yang kau inginkan sebagai syaratku.”

 

“Membuatkan seribu candi dalam semalam, semuanya harus selesai sebelum matahari terbit agar kau bisa menikahiku,” kata Roro Jonggrang dengan tegas.

 

Permintaan Roro Jonggrang membuat Bandung Bondowoso merasa heran, namun ia tetap menyetujuinya.

Ia pergi dan segera merencanakan strateginya.

Bandung Bondowoso meminta bantuan pasukan jin untuk membangun seribu candi dalam semalam.

Benar saja, dalam waktu singkat, candi-candi mulai muncul di sekitar Keraton Prambanan.

Melihat semua itu, Roro Jonggrang merasa gelisah.

 

Roro Jonggrang mengungkapkan kegelisahannya kepada Bi Sumi, seorang pengawal istana yang sangat setia.

Mereka berdua mencari solusi untuk menghadapi situasi tersebut.

Bi Sumi memiliki ide brilian dan berbisik kepada Roro Jonggrang.

 

“Tuan Ratu, aku punya ide.

Ikutilah aku,” ujar Bi Sumi.

 

Roro Jonggrang dan Bi Sumi menyelinap keluar dari kamar dan menuju kamar para dayang-dayang yang berada tidak jauh dari situ.

Bi Sumi memerintahkan para dayang-dayang dan pengawal istana untuk mengumpulkan jerami.

 

Roro Jonggrang bertanya, “Untuk apa jerami yang dikumpulkan ini, Bi Sumi?”

 

Bi Sumi menjelaskan rencananya kepada Roro Jonggrang dengan berbisik, “Tuan Ratu, kita akan membakar jerami ini sehingga langit akan terlihat merah, seolah-olah sebagai pertanda matahari telah terbit.”

 

Setelah jerami terkumpul, Bi Sumi membakarnya.

Dia juga memerintahkan para dayang-dayang untuk menumbuk lesung.

Suara tumbukan lesung yang bergema disertai dengan semburan api merah di langit menciptakan suasana seperti pagi hari.

Ayam jantan yang terkecoh oleh keadaan tersebut berkokok dengan keras, memecah keheningan malam itu.

 

Mendengar suara ayam jantan, Bandung Bondowoso dan pasukan jin yang membantunya terkejut.

Mereka melihat langit yang cukup terang, seolah-olah pertanda pagi telah tiba.

 

“Kita harus pergi! Ayo kita pergi!” teriak para jin, mengajak teman-teman mereka.

 

Bandung Bondowoso terkejut dan tidak dapat berbuat apa-apa.

Ia membiarkan para jin pergi.

Lalu, ia melihat candi-candi yang dibangun oleh para jin dan yakin bahwa jumlahnya sudah mencapai seribu, sesuai dengan permintaan Roro Jonggrang.

 

Bandung Bondowoso melaporkan kepada Roro Jonggrang bahwa candi-candi telah selesai dibangun dan ia yakin jumlahnya mencapai seribu.

Roro Jonggrang mulai menghitungnya.

 

“997, 998, 999, dan…

jumlahnya kurang satu!” kata Roro Jonggrang kepada Bandung Bondowoso.

 

Bandung Bondowoso juga menghitung dan ternyata benar, jumlah candi hanya 999.

Bandung Bondowoso sangat kecewa dan marah.

Ia tidak menyangka bahwa ia gagal memenuhi persyaratan Roro Jonggrang.

 

Tidak bisa menerima kekalahan, Bandung Bondowoso berkata dengan rasa kesombongan, “Aku tidak pernah kalah.

Apa pun yang aku inginkan, selalu bisa kudapatkan.

Jika jumlahnya memang kurang satu, maka kau sendiri yang akan melengkapi candi tersebut agar mencapai seribu.”

 

Dengan menggunakan kekuatannya, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung batu yang tak bergerak.

 

Sejak saat itu, Roro Jonggrang menjadi patung di salah satu candi di kompleks Prambanan.

Candi-candi tersebut tetap berdiri megah sebagai peninggalan sejarah dan simbol cinta dan kebijaksanaan Roro Jonggrang.

Itulah cerita singkat yang populer, cocok dibacakan untuk anak sebelum tidur berjudul cerita rakyat Roro Jonggrang, lengkap dengan pesan moralnya

 

Pesan moral yang dapat diambil dari cerita adalah Roro Jonggrang menunjukkan keberanian dan kesetiaan terhadap ayahnya dengan menolak lamaran Bandung Bondowoso. Dia berpegang pada prinsipnya meskipun dalam situasi yang sulit. Keberanian dan kesetiaan adalah nilai-nilai penting yang perlu dijunjung tinggi dalam kehidupan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *