Berikut Ringkasan Cerita Rakyat Timun Mas Singkat, dongeng singkat dengan pesan moral yang bisa diambil untuk kita semua
*****
Di sebuah desa yang jauh, hiduplah seorang janda bernama Mbok Sirni.
Ia hidup sendirian dan sangat menginginkan seorang anak yang bisa menemaninya dan membantunya dalam kesepian.
Suatu hari, keinginannya terkabul ketika seorang raksasa bertubuh besar tinggi muncul di hadapannya. Raksasa itu bernama Buto Ijo.
Buto Ijo berjanji akan memberikan anak kepada Mbok Sirni, tetapi dengan syarat bahwa saat anak tersebut berusia 17 tahun, ia harus dikembalikan kepada raksasa untuk disantap.
Meskipun syarat itu mengerikan, Mbok Sirni yang penuh keinginan untuk memiliki seorang anak, dengan cepat menyetujuinya.
Buto Ijo memberikan biji mentimun kepada Mbok Sirni. Ia meminta Mbok Sirni menanam biji itu dan merawatnya dengan baik.
Mbok Sirni pun mengikuti perintah raksasa tersebut.
Dia menanam biji mentimun dan dengan penuh harap, merawatnya setiap hari.
*****
Setelah dua minggu, timbulah pohon mentimun yang tumbuh subur.
Namun, satu buah mentimun tampak istimewa di antara semua buah yang ada.
Mentimun itu terlihat sangat bercahaya. Mbok Sirni segera merasa bahwa inilah yang ia tunggu-tunggu.
Tanpa ragu, Mbok Sirni memetik mentimun istimewa itu.
Namun, saat dia membuka mentimun tersebut, dia terkejut melihat bahwa di dalamnya terdapat seorang bayi yang cantik jelita.
Tanpa pikir panjang, Mbok Sirni memberi bayi tersebut nama Timun Mas.
Mbok Sirni menjaga dan membesarkan Timun Mas dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik dan baik hati. Mereka hidup bahagia bersama dan saling menyayangi.
Namun, saat Timun Mas berusia 17 tahun, Buto Ijo datang menagih janji yang telah dibuat.
Mbok Sirni sangat khawatir kehilangan Timun Mas.
Ia merasa bahwa tidak mungkin ia akan menyerahkan putri kesayangannya kepada raksasa tersebut.
*****
Mbok Sirni: (cemas) Oh, bagaimana aku bisa menyerahkanmu, Timun Mas? Aku tidak akan pernah bisa melakukannya!
Timun Mas: (penuh ketegasan) Jangan khawatir, Ibu. Kita pasti akan menemukan cara untuk mengatasi ini. Aku akan melindungi diriku sendiri.
Mbok Sirni: (sambil menahan air mata) Apa yang bisa kita lakukan, sayang? Aku takut kita tidak memiliki pilihan lain.
Timun Mas: (berpikir sejenak) Ibu, aku punya rencana. Aku akan mencari bantuan dari petapa di Gunung Gundul. Aku yakin dia akan membantu kita.
Mbok Sirni: (berharap) Benarkah, Nak? Kalau begitu, segeralah pergi. Aku akan mendoakan keselamatanmu.
*****
Timun Mas memutuskan untuk mencari petapa yang diceritakan dalam mimpinya.
Ia melakukan perjalanan yang berat dan panjang hingga akhirnya sampai di Gunung Gundul.
Di sana, ia menemui petapa yang bijaksana.
Petapa: Selamat datang, Timun Mas. Apa yang membawa dirimu ke sini?
Timun Mas: (dengan hormat) Wahai Petapa, saya membutuhkan bantuanmu.
Ada raksasa yang ingin memakan saya, dan saya ingin melindungi diri saya dan ibu saya.
Petapa: (tersenyum bijaksana) Anakku, jangan khawatir. Aku akan memberikanmu empat benda yang akan melindungimu dari raksasa tersebut.
Pertama, biji mentimun. Tanamlah biji ini dengan baik dan gunakan keajaibannya.
Kedua, jarum yang bisa berubah menjadi pohon bambu tajam.
Ketiga, garam yang bisa mengubah hutan menjadi lautan. Dan terakhir, terasi yang dapat menciptakan lautan mendidih.
Timun Mas: Terima kasih, Wahai Petapa. Aku akan menggunakannya dengan bijak.
Timun Mas kembali ke rumah dan memberitahu Mbok Sirni tentang bantuan yang diberikan oleh petapa.
Mereka berdua bersama-sama merencanakan strategi untuk menghadapi Buto Ijo.
*****
Hari penagihan janji tiba. Buto Ijo datang dengan penuh nafsu, siap untuk memakan Timun Mas.
Namun, Timun Mas telah siap dengan keempat benda dari petapa.
Timun Mas: (berani) Buto Ijo, aku tidak akan menyerahkan diriku begitu saja! Aku akan melawan dan melindungi diriku sendiri!
Buto Ijo: (tersenyum jahat) Ah, nakal kecil. Tidak ada yang bisa kamu lakukan untuk melawan kekuatanku.
Timun Mas: Mari kita lihat! (Timun Mas melempar biji mentimun ke tanah)
Biji mentimun itu tumbuh dengan cepat menjadi ladang mentimun yang lebat. Buto Ijo tidak bisa menahan diri dan memakan mentimun yang berlimpah untuk memperoleh tenaga.
*****
Timun Mas: Sekarang, lihatlah ini! (Timun Mas melempar jarum ke tanah)
Jarum tiba-tiba berubah menjadi pohon bambu yang tinggi dan tajam. Buto Ijo terluka oleh bambu-bambu tersebut saat mencoba mengejar Timun Mas.
Buto Ijo: (merintih kesakitan) Aku tidak akan menyerah begitu saja!
Timun Mas: (dengan tegas) Tidakkah kamu mengerti, Buto Ijo? Aku akan melindungi diriku dengan segala cara yang ada! (Timun Mas melempar garam ke tanah)
Garam itu menyebar dan hutan segera berubah menjadi lautan yang luas. Buto Ijo terpaksa berenang melintasi lautan tersebut, memperlambat kejajarannya.
Buto Ijo: (marah) Kau tidak bisa lolos dariku, Timun Mas!
Timun Mas: (dengan penuh keyakinan) Ini yang terakhir! (Timun Mas membuka bungkusan terasi)
Terasi itu mengeluarkan asap dan seketika terbentuklah lautan air mendidih.
Buto Ijo terjebak dalam lautan itu, tidak bisa menyelamatkan diri.
Buto Ijo: (teriak sambil tenggelam) Aku akan membalas!
*****
Timun Mas dan Mbok Sirni menyaksikan kejadian tersebut dengan lega.
Mereka menyadari bahwa mereka telah berhasil mengalahkan Buto Ijo dan melindungi Timun Mas.
Timun Mas: (tersenyum bahagia) Terima kasih, Ibu, atas dukunganmu.
Kita berhasil melawan raksasa dan melindungi diriku.
Mbok Sirni: (bahagia) Aku sangat bangga padamu, Timun Mas. Kau telah menunjukkan keberanian dan kecerdikanmu. Kita akan hidup bahagia bersama selamanya.
Timun Mas dan Mbok Sirni kembali hidup dengan damai dan bahagia.
Kisah mereka menjadi legenda di desa tersebut. Mereka mengajarkan pentingnya berjuang melawan ketakutan dan menjaga cinta keluarga.
Pesan moral yang bisa diambil dari Cerita Rakyat Timun Mas Singkat adalah: adalah dengan keberanian dan kecerdikan, mereka dapat mengatasi segala rintangan dalam hidup mereka.
Itulah cerita singkat yang populer, cocok dibacakan untuk anak sebelum tidur berjudul Cerita Rakyat Timun Mas Singkat, lengkap dengan pesan moralnya
Baca Cerita Lainnya disini