Cerita Rakyat Sangkuriang Singkat

By | November 10, 2023
Cerita Rakyat Sangkuriang Singkat

Berikut ini adalah cerita rakyat Sangkuriang singkat yang sangat terkenal Singkat yang cocok menemani anak-anak sebelum tidur.

Cerita Rakyat Sangkuriang Singkat

Di zaman yang sudah lama, di sebuah kerajaan di Jawa Barat, hiduplah seorang puteri raja bernama Dayang Sumbi.

Ia adalah seorang wanita yang cantik dan bijaksana.

Suatu hari, ia menikah dengan Tumang, seorang dewa yang menjelma menjadi anjing.

Bersama-sama, mereka hidup bahagia dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang.

Sangkuriang tumbuh menjadi pemuda yang gagah, pemberani, dan memiliki keahlian dalam berburu.

Setiap kali ia pergi berburu, ia selalu ditemani oleh anjing kesayangannya, tanpa menyadari bahwa anjing itu sebenarnya adalah ayah kandungnya sendiri.

Suatu hari, ketika Sangkuriang dan anjingnya sedang berburu, anjing itu tidak mau menuruti perintah Sangkuriang untuk mengejar seekor rusa.

Sangkuriang merasa marah dan frustrasi karena anjingnya tidak patuh kepadanya.

Dalam kemarahan, ia mengusir anjing itu ke dalam hutan dan bahkan menembaknya hingga terbunuh.

Ketika Sangkuriang pulang ke rumah, ia menceritakan peristiwa itu kepada ibunya.

Dayang Sumbi mendengar ceritanya dengan sedih dan kemudian memukul Sangkuriang dengan centong nasi yang dipegangnya.

Sangkuriang terluka dan kecewa dengan ibunya, merasa bahwa tindakannya dianggap ringan oleh sang ibu.

Dalam keputusasaan, ia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan pergi mengembara.

Setelah ditinggalkan oleh kedua orang yang ia sayangi, Dayang Sumbi merasa sangat menyesal.

Ia menyadari bahwa tindakannya terlalu keras dan ia merindukan kedua orang tersebut.

Dalam penyesalannya, Dayang Sumbi berdoa dan bertapa dengan penuh tekun.

Ia berharap agar ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.

Akhirnya, para dewa tergerak oleh penyesalan Dayang Sumbi.

Mereka memberikan hadiah kepadanya.

Dayang Sumbi diberkahi dengan kecantikan yang abadi dan usia yang tidak akan pernah menua.

Bertahun-tahun kemudian, setelah perjalanan yang panjang dan mengembara, Sangkuriang merasa rindu akan kampung halamannya.

Ia memutuskan untuk kembali ke kerajaannya.

Namun, ketika ia tiba di sana, ia melihat bahwa segalanya telah berubah.

Kota dan istana yang dulu megah kini sudah berubah menjadi reruntuhan.

Di tengah reruntuhan tersebut, Sangkuriang bertemu dengan seorang gadis cantik jelita yang duduk di tepi sungai.

Gadis itu adalah Dayang Sumbi yang telah diberkahi dengan kecantikan abadi oleh para dewa.

Terpesona oleh kecantikan wajah sang gadis, Sangkuriang jatuh cinta padanya.

Sangkuriang menghampiri Dayang Sumbi dan berkata, “Permisi, adakah sesuatu yang bisa saya bantu, oh cantik jelita?”

Dayang Sumbi tersenyum lembut, “Terima kasih, pemuda gagah.

Aku sedang merenung di sini.

Kerajaan ini adalah kerajaanku yang dulu.

Namun, sekarang semuanya telah berubah.”

Sangkuriang memandang sekeliling dengan sedih, “Betapa berubahnya kerajaan ini.

Namun, yang paling berubah adalah kecantikanmu, oh Dayang Sumbi.

Aku telah jatuh cinta padamu sejak pertama kali melihatmu.”

Mendengar kata-kata Sangkuriang, Dayang Sumbi terkejut.

Ia memperhatikan wajah pemuda itu dengan cermat dan mulai menyadari kesamaan yang mencolok.

Wajah Sangkuriang sangat mirip dengan putranya yang telah lama hilang.

Dayang Sumbi mencoba menahan kepanikannya dan berkata dengan hati-hati, “Pemuda tampan, apa kau tahu siapa ayahmu?”

Cerita Rakyat Sangkuriang Singkat

Sangkuriang terkejut dengan pertanyaan itu, tetapi dia menjawab dengan jujur, “Aku tidak pernah mengenal ayahku.

Ia menghilang sejak aku kecil.”

Dayang Sumbi memandang Sangkuriang dengan tatapan penuh ketakutan, “Wajahmu sangat mirip dengan putraku yang hilang, Sangkuriang.

Aku takut bahwa kisah cinta kita tidak bisa berlanjut.”

Sangkuriang merasa bingung dan bertanya, “Apa yang kau maksud, Dayang Sumbi?”

Dayang Sumbi menjelaskan dengan hati-hati, “Sebelum aku menerima lamaranmu, aku memiliki dua syarat yang harus kau penuhi.

Pertama, kau harus membangun bendungan sungai Citarum dalam semalam.

Kedua, kau harus membuat sebuah perahu besar untuk menyeberangi sungai itu sebelum fajar menyingsing.

Jika kau gagal memenuhi salah satu dari syarat-syarat itu, pernikahan kita tidak bisa terjadi.”

Sangkuriang merasa terkejut dan terbebani oleh syarat-syarat yang diberikan oleh Dayang Sumbi.

Tetapi, karena cintanya yang besar terhadap Dayang Sumbi, ia setuju untuk menerima tantangan itu.

Sangkuriang pergi ke hutan dan dengan kekuatan gaib yang dimilikinya, ia mulai membangun bendungan sungai Citarum.

Ia memanggil makhluk-makhluk gaib untuk membantu pekerjaannya.

Sementara itu, Dayang Sumbi diam-diam mengawasi Sangkuriang dari kejauhan.

Pada malam yang panjang, Sangkuriang bekerja tanpa lelah.

Tetapi, ia tidak menyadari bahwa Dayang Sumbi juga memiliki kekuatan gaib.

Dayang Sumbi memerintahkan pengikutnya untuk mengibarkan kain sutra merah di sebelah timur kota, menciptakan ilusi bahwa fajar telah menyingsing.

Sangkuriang melihat cahaya merah di langit timur dan percaya bahwa fajar telah tiba.

Dengan senang hati, ia berhenti bekerja.

Tetapi ketika ia menyadari bahwa ia tidak berhasil menyelesaikan bendungan dalam semalam, kecewa dan kemarahan melanda dirinya.

Dalam keputusasaan dan amarahnya, Sangkuriang menendang bendungan yang hampir selesai dan membiarkan air sungai membanjiri kota.

Kemudian, ia menendang perahu besar yang telah dibuatnya, yang terbang dan jatuh terbalik di utara kota.

Perahu besar itu berubah menjadi sebuah gunung yang menyerupai perahu terbalik.

Gunung itulah yang sekarang dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu.

Banjir besar yang disebabkan oleh Sangkuriang mengubah wajah kota dan menenggelamkan kerajaan yang dulu megah.

Dayang Sumbi melihat semua ini dan merasa sedih dan menyesal.

Ia merindukan Sangkuriang, tetapi tahu bahwa takdir telah menghalangi mereka untuk bersatu.

Dengan hati yang penuh duka, ia memutuskan untuk kembali ke hutan dan melanjutkan pertapaannya.

Sangkuriang, dengan hati yang hancur, pergi meninggalkan kota dan melanjutkan perjalanannya.

Ia belajar dari kesalahannya dan menjalani kehidupan yang berbeda.

Legenda Sangkuriang dan Gunung Tangkuban Perahu tetap terkenal dalam budaya Jawa Barat hingga saat ini.

Itulah cerita singkat yang populer, cocok dibacakan untuk anak sebelum tidur berjudul cerita rakyat Sangkuriang singkat, lengkap dengan pesan moralnya

Pesan moral dari cerita ini mengingatkan kita akan pentingnya mengendalikan amarah. Karena kadang-kadang, tindakan impulsif dapat mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *